SALAM PRAMUKA....!!!!

Selamat Datang di blog Pramuka Tempurejo

SATU PRAMUKA UNTUK SATU INDONESIA,

JAYALAH PRAMUKA DAN JAYALAH INDONESIAKU

Blog ini saya buat karena kerinduan dan kecintaan saya pada pramuka, dan semoga kakak-kakak ataupun adik-adik juga demikian. Pada saat sekarang, Pramuka diharapkan harus menzaman, jangan pernah ada diantara kita sebagai anggota Pramuka mau disebut "KETEK” alias KEtinggalan TEKnologi.

Semoga Blog ini dapat bermanfaat, dan menambah kecintaan kita kepada Pramuka, Amien….

Kamis, 29 Desember 2011

PENJELASAN UU RI NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA




PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2010
TENTANG
GERAKAN PRAMUKA


I.  UMUM
Salah  satu  tujuan  bernegara  yang  tercantum  dalam  Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mencerdaskan  kehidupan  bangsa.  Upaya  untuk  mencerdaskan kehidupan  bangsa  tersebut  dapat  dilakukan  melalui  pendidikan. Pendidikan  kepramukaan  merupakan  salah  satu    pendidikan nonformal  yang  menjadi wadah  pengembangan  potensi  diri  serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup untuk melahirkan kader penerus perjuangan bangsa dan negara. Di samping itu,  pendidikan  kepramukaan  yang  diselenggarakan  oleh  organisasi gerakan  pramuka  merupakan  wadah  pemenuhan  hak  warga  negara untuk  berserikat  dan  mendapatkan  pendidikan  sebagaimana tercantum dalam Pasal 28, Pasal 28C, dan Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Gerakan  pramuka  yang  pada  masa   pemerintahan  Hindia  Belanda tahun  1912  disebut  kepanduan  terus  berkembang  dalam  dinamika politik  didasari  oleh  politik  yang  memecah  belah  bangsa.  Namun kegiatan kepanduan di tanah air tetap memiliki komitmenyang sama yaitu menentang kebijakan pemerintahan kolonial Hindia Belanda dan berjuang  menuju  Indonesia  merdeka.  Sejarah  mencatat  bahwa  gerakan  kepanduan melahirkan  sikap  patriotisme  kaum muda  yang pada  muaranya  mematangkan  momentum  sumpah  pemuda 28  Oktober  1928  dan  proklamasi  kemerdekaan  Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.  
Setelah  kemerdekaan  Presiden  Republik  Indonesia  Soekarno mengumpulkan  60 (enam  puluh)  organisasi  kepanduan  untuk dikonsolidasikan  menjadi  kekuatan pembangunan  nasional.  Untuk itu,  Presiden  mengeluarkan  Keputusan  Presiden  Nomor  238 Tahun 1961  tentang Gerakan Pramuka  yang  intinya membentuk dan menetapkan  gerakan  pramuka  sebagai  satu-satunya  perkumpulan yang memiliki kewenangan menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia.
Perkembangan  gerakan  pramuka mengalami  pasang  surut  dan  pada kurun  waktu  tertentu  kurang  dirasakan  penting  oleh  kaum  muda. Akibatnya,  pewarisan   nilai-nilai  yang  terkandung  dalam  falsafah Pancasila  dalam  pembentukan  kepribadian  kaum  muda  yang merupakan  inti  dari  pendidikan  kepramukaan  tidak  optimal.  Pada waktu yang bersamaan dalam tatanan dunia global bangsa dan negara membutuhkan  kaum  muda  yang  memiliki  rasa  cinta   tanah  air, kepribadian  yang  kuat  dan  tangguh,  rasa  kesetiakawanan  sosial, kejujuran,  sikap  toleransi,  kemampuan  bekerja  sama,  rasa  tanggung jawab, serta kedisiplinan untuk membela dan membangun bangsa.
Dengan  menyadari  permasalahan  yang  digambarkan  di  atas,  pada peringatan  ulang  tahun  gerakan  pramuka  14  Agustus  2006 dicanangkan  revitalisasi  gerakan  pramuka.  Momentum  revitalisasi gerakan  pramuka  tersebut  dirasakan  sangat  penting  dalam  upaya pembangunan  kepribadian  bangsa  yang  sangat  diperlukan  dalam menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan zaman. Undang-undang  tentang Gerakan  Pramuka  disusun  dengan maksud untuk  menghidupkan  dan  menggerakkan  kembali  semangat perjuangan  yang  dijiwai  nilai-nilai  Pancasila  dalam  kehidupan masyarakat yang beraneka ragam dan demokratis. Undang-undang ini menjadi  dasar  hukum  bagi  semua  komponen  bangsa  dalam penyelenggaraan  pendidikan  kepramukaan  yang  bersifat  mandiri, sukarela, dan nonpolitis dengan semangat Bhineka Tunggal Ika untuk mempertahankan  kesatuan  dan  persatuan  bangsa  dalam  wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Undang-Undang  ini menegaskan  Pancasila merupakan  asas  gerakan pramuka  dan  gerakan  pramuka  berfungsi  sebagai  wadah  untuk mencapai  tujuan  pramuka  melalui  kegiatan  kepramukaan  yaitu pendidikan  dan  pelatihan,  pengembangan,  pengabdian  masyarakat dan  orang  tua,  serta  permainan  yang  berorientasi  pada  pendidikan.
Selanjutnya,  tujuan  gerakan  pramuka  adalah  membentuk  setiap pramuka  agar  memiliki  kepribadian  yang  beriman,  bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik,  taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai  luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader  bangsa  dalam  menjaga  dan  membangun  Negara  Kesatuan Republik  Indonesia,  mengamalkan  Pancasila,  serta  melestarikan lingkungan hidup.
Dengan mengacu fungsi dan tujuannya, Undang-Undang ini mengatur aspek pendidikan  kepramukaan,  kelembagaan,  tugas  dan  wewenang Pemerintah  dan  pemerintah  daerah,  hak  dan  kewajiban  para pemangku kepentingan, serta aspek keuangan  gerakan pramuka.


II.  PASAL DEMI PASAL

Pasal 1  
 Cukup jelas.

Pasal 2  
      Cukup jelas.    

Pasal 3  
      Cukup jelas.

Pasal 4  
      Cukup jelas.

Pasal 5  
      Cukup jelas.  

Pasal 6  
      Cukup jelas.

Pasal 7  
  Ayat (1)
    Cukup jelas.

  Ayat (2)
    Cukup jelas.

  Ayat (3)
    Huruf a
      Cukup jelas.
    Huruf b
Yang  dimaksud  “belajar  sambil  melakukan”  adalah berusaha  mengetahui  sesuatu  dan  memperoleh  ilmu pengetahuan yang dikerjakan dalam waktu bersamaan dengan mempraktikan hasil yang diperoleh.
    Huruf c
      Cukup jelas.
    Huruf d
Yang  dimaksud  “kegiatan  yang  menantang”  adalah aktivitas  yang  menggugah tekad  untuk  mengatasi masalah.
      Huruf e
Cukup jelas.
    Huruf f
Cukup jelas.
    Huruf g
Cukup jelas.
    Huruf h
Cukup jelas.

Pasal 8  
Cukup jelas.

Pasal 9  
Cukup jelas.
  
Pasal 10  
  
Ayat (1)
Sistem  Among  yang  diterapkan  dalam  pendidikan  gerakan pramuka diangkat dari prinsip kepemimpinan  yang berakar dari nilai luhur budaya bangsa. 
  
  Ayat (2)
    Cukup jelas.
  
  Ayat (3)
    Huruf a
Prinsip  kepemimpinan  “di  depan  menjadi  teladan” dikenal juga dengan istilah ing ngarsa sung tuladha.
    Huruf b
Prinsip  kepemimpinan  “di  tengah  membangun kemauan”  dikenal  juga  dengan  istilah  ing  madya mangun karsa.
    Huruf c
Prinsip  kepemimpinan  “di  belakang  mendorong  dan memberikan  motivasi  kemandirian”  dikenal  juga dengan istilah tut wuri handayani.   

Pasal 11  
  Cukup jelas.
    
Pasal 12   
  Huruf a
Jenjang  pendidikan  siaga menekankan  pada  terbentuknya kepribadian,  dan  keterampilan  di  lingkungan  keluarga melalui kegiatan bermain sambil belajar.
  Huruf b
Jenjang  pendidikan  penggalang  menekankan  pada terbentuknya  kepribadian  dan  keterampilan  dalam  rangka mempersiapkan  diri  untuk  terjun  dalam  kegiatan masyarakat melalui kegiatan belajar sambil melakukan.
  Huruf c
Jenjang  pendidikan  penegak  menekankan  pada terbentuknya kepribadian dan keterampilan agar dapat ikut serta  membangun  masyarakat  melalui  kegiatan  belajar, melakukan, bekerja kelompok, dan berkompetisi.
  Huruf d
Jenjang  pendidikan  pandega  menekankan  pada terbentuknya kepribadian dan keterampilan agar dapat ikut serta  membangun  masyarakat  melalui  kegiatan  kepada masyarakat.
Pasal 13  
  Ayat (1)
    Cukup jelas.

  Ayat (2)
    Huruf a
Pramuka siaga berusia 7 sampai dengan 10 tahun.
    Huruf b
Pramuka  penggalang  berusia  11  sampai  dengan                15 tahun.
    Huruf c
Pramuka penegak berusia 16 sampai dengan 20 tahun.

    Huruf d
            Pramuka pandega berusia 21 sampai dengan 25 tahun.
  
  Ayat (3)
    Cukup jelas.

Pasal 14  
  Ayat (1)
    Huruf a
Yang  dimaksud  dengan  “pembina”  adalah  tenaga pendidik  gerakan  pramuka  yang  bertugas  melatih peserta didik di gugus depan.

     Huruf b
Yang  dimaksud  dengan  “pelatih”  adalah  tenaga pendidik  gerakan  pramuka  yang  bertugas  melatih pembina.

     Huruf c
Yang  dimaksud  dengan  “pamong”  adalah  tenaga pendidik  gerakan  pramuka  yang  bertugas  mendidik peserta didik pada satuan karya pramuka (saka).

      Huruf d
Yang  dimaksud  dengan  “instruktur”  adalah  tenaga pendidik  gerakan  pramuka  yang  memiliki keahlian/keterampilan  khusus  kesakaan  yang mendidik  peserta  didik  dan  pamong  di  satuan  karya gerakan pramuka

  Ayat (2)
Standar  tenaga pendidik disusun dan ditetapkan oleh pusat pendidikan dan pelatihan nasional gerakan pramuka.

  Ayat (3)
    Cukup jelas.
     
Pasal 21  
  Cukup jelas.    

Pasal 22  
  Cukup jelas.
 
Pasal 23  
            Dalam  setiap  kwartir  dibentuk  dewan  kerja  sebagai  badan kelengkapan kwartir.
 
Pasal 24  
  Cukup jelas.    

Pasal 25  
  Cukup jelas.

Pasal 26  
  Cukup jelas.  

Pasal 27  
  Cukup jelas.

Pasal 28  
  Cukup jelas.

Pasal 29  
  Cukup jelas.
 
Pasal 30  
  Cukup jelas.

Pasal 31
  Cukup jelas.

Pasal 32
  Cukup jelas.

Pasal 33
  Cukup jelas.

Pasal 34
  Cukup jelas.

Pasal 35
  Cukup jelas.
   
Pasal 36
  Cukup jelas.

Pasal 37
  Cukup jelas.
 
Pasal 38
  Cukup jelas.

Pasal 39
  Cukup jelas.

Pasal 40
  Cukup jelas.

Pasal 41
  Cukup jelas.

Pasal 42
  Cukup jelas.

Pasal 43
  Cukup jelas.

Pasal 44
  Cukup jelas.

Pasal 45
  Cukup jelas.

Pasal 46
  Cukup jelas.

Pasal 47
  Cukup jelas.
     
Pasal 48
  Cukup jelas.

Pasal 49
  Cukup jelas.


TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5169






sumber:
www.djpp.depkumham.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar